Monday 1 April 2013

Rezeki Semua Makhluk, Telah Allah Tanggung

rezeki allah
Kisah Muslim – Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki duduk di bawah pohon kurma. Kemudian dia terlentang dengan merebahkan punggungnya. Tiba-tiba dia melihat burung pipit yang di mulutnya terdapat buah, terbang dari pohon kurma yang berbuah ke pohon lain yang tidak berbuah. Dia melihat burung tersebut melakukan ini berulang-ulang. Dia pun heran terhadapnya. Dia berkata dalam hati, “Sungguh, saya akan memanjat pohon ini, agar saya tahu apa yang terjadi.” Lalu dia memanjat pohon. Ternyata dia melihat di dalam pelepah pohon kurma ada seekor ular buta yang membuka mulutnya. Sedangkan burung pipit menjatuhkan buah di mulut ular tersebut. Dia pun merasa takjub dengan kejadian ini dan berkata, “Maha Benar Allah yang telah berfirman:
Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS. Hud: 6)
Diceritakan bahwa Ibnu Absyadz an-Nahwi suatu hari sedang berada di atap Masjid Jami Mesir. Dia makan suatu makanan. Di sisinya terdapat banyak orang. Lalu seekor kucing mendatangi mereka. Lantas mereka memberikan sesuap makanan kepada kucing tersebut. Kucing itu pun mengambil dengan mulutnya dan pergi meninggalkan mereka. Kemudian kucing tersebut kembali lagi, lalu mereka melemparkan kepadanya makanan lain. Lantas kucing itu pun melakukan hal yang sama sampai berulang-ulang. Setiap kali mereka melemparkan makanan, kucing itu mengambilnya, lalu pergi, kemudian kembali lagi seketika. Sehingga, mereka merasa heran dengan kucing tersebut. Mereka yakin bahwa makanan semisal itu tidak mungkin dimakan si kucing sendirian karena terlalu banyak.
Ketika mereka penasaran dengan kejadian tersebut, maka mereka mengikuti kucing. Ternyata mereka mendapatinya naik ke atas dinding di atap Masjid Jami, kemudian ia turun ke tempat yang searah dengannya di antara reruntuhan. Ternyata di dalamnya terdapat kucing lain yang buta. Semua makanan yang diambil si kucing dibawa kepada kucing yang buta tersebut dan diletakkan di hadapannya, lalu kucing buta memakannya. Mereka pun takjub dengan kejadian ini. Lalu Ibnu Absyadz berkata, “Jika untuk binatang buta ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menundukkan kucing ini untuknya. Kucing ini memenuhi kecukupannya dan tidak menghalangi rezekinya, maka bagaimana mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala menyia-nyiakan orang semisal aku?”

Doa Dalam Kesulitan



doa kesulitan
Diriwayatkan bahwa seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan Anshar yang dijuluki Abu Mughliq radhiyallahu ‘anhu adalah seorang pedagang yang memperdagangkan barang miliknya dan milik orang lain yang dijajakan di penjuru daerah. Dia juga seorang ahli ibadah dan wara. Suatu ketika, dia keluar dan bertemu dengan perampok bertopeng yang membawa pedang. Lantas perampok berkata, “Letakkan harta yang kamu bawa. Sungguh, saya akan membunuhmu.”
Dia berkata, “Sepertinya yang kamu inginkan hanyalah darahku, bagaimana hartaku?”
Perampok berkata, “Hartamu menjadi milikku. Saya hanya ingin darahmu.”
Dia berkata, “Jika kamu masih memaksa, tolong biarkan aku melaksanakan shalat empat rekaat terlebih dahulu.”
Perampok berkata, “Baiklah. Terserah kamu.”
Lalu dia berwudhu dan melakukan shalat empat rakaat. Doa yang dibaca di akhir sujud ialah:
Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat Yang Memiliki Arsy lagi Maha Mulia, Dzat Yang Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki! Saya memohon kepada-Mu dengan kemuliaan-MU yang tidak dapat dijangkau, dengan kerajaan-Mu yang tidak dapat ditundukkan, dengan cahaya-Mu yang memenuhi pilar-pilar ‘arsy-Mu agar Engkau menghindarkan kejahatan perampok ini pada diriku. Wahai Dzat Yang Maha Menolong! Tolonglah aku. Wahai Dzat Yang Maha Menolong! Tolonglah aku. (Sebanyak tiga kali)
Tiba-tiba datang seorang berkuda yang membawa mata tombak di tangannya. Dia meletakkannya di antara kedua telinga kudanya. Ketika dia melihat si perampok, maka dia menghadap ke arahnya, lalu menusuknya hingga mati. Kemudian penunggang kuda menghadap ke arah pedagang yang wara dan ahli ibadah ini. Dia berkata kepada si pedagang, “Bangunlah!”
Lalu pedagang berkata, “Anda siapa? Demi ayah dan ibuku, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menolongku melalui Anda hari ini.”
Dia menjawab, “Saya adalah malaikat dari langit keempat. Tadi ketika engkau memanjatkan doa yang kali pertama, lalu saya mendengar gemertaknya pintu-pintu langit. Kemudian engkau memanjatkan doa kedua kali, lalu saya mendengar suara gaduh para penduduk langit. Selanjutnya engkau memanjatkan doa ketiga kalinya, lalu dikatakan kepadaku, ‘Doa orang yang mengalami kesulitan.’ Lantas saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kepercayaan kepadaku untuk membunuhnya.”
Al-Hasan berkata, “Barangsiapa berwudhu dan melaksanakan shalat empat rakaat, lalu memanjatkan doa ini, pastilah doanya dikabulkan, baik dia dalam kesulitan atau tidak.”
Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1
BUDAK KOMPUTER © 2008 Template by:
ArmanArifai